Back
Parmalim: Agama Lokal Suku Batak yang Masih Bertahan Hingga Kini

Parmalim: Agama Lokal Suku Batak yang Masih Bertahan Hingga Kini

09 September 2025

Tradisi adat Batak sangat kental membuatnya sangat menghormati nenek moyangnya. Sehingga, agama Parmalim merupakan warisan yang sulit ditinggalkan bahkan sudah menjadi identitas untuk mereka meski harus mengosongkan kolom KTP lantaran belum diterima Pemerintah sebuah agama.

Agama Parmalim merupakan lanjutan dari kepercayaan nenek moyang yang melawan penjajah komunis Belanda yang dianggap merusak nilai-nilai budaya Batak. Hal tersebut diprakarsai Sisingamangaraja XII langsung pada 1870 Masehi pada masa penjajahan hingga saat ini.

Sementara konsep kepercayaannya lebih mengarah kepada Animisme karena mempercayai ruh-ruh leluhur yang telah wafat dan menyembahnya. Sebab Parmalim juga memiliki banyak jenis ibadah ada yang bersifat individu dan ada pula yang bersifat kolektif. 

Parmalim adalah agama asli yang dianut oleh masyarakat suku Batak, yang dikenal dengan sebutan Ugamo Malim atau Agama Pertama. Agama ini memiliki akar budaya yang sangat dalam dalam kehidupan masyarakat Batak dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk tradisi dan ritual. Kepercayaan ini dipandang sebagai landasan spiritual yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyang.

Para penganut Parmalim disebut Punguan Parmalim, yang memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan agama dan tradisi ini. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mengikuti ajaran yang terkandung dalam kitab suci mereka,  Pustaha Habonaron, yang berisi petunjuk hidup dan ajaran moral. Kitab ini dihormati sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan yang selaras dengan alam dan Tuhan.

Walaupun keberadaan Parmalim sempat terpinggirkan oleh pengaruh agama-agama besar, agama ini tetap mempertahankan eksistensinya hingga saat ini. Banyak penganut Parmalim yang berusaha untuk melestarikan tradisi dan ajaran agamanya di tengah modernitas yang berkembang pesat.

Ada pula ibadah mingguan yang disebut dengan Marari Sabtu dan ibadah tahunannya Sipaha Sada dan Sipaha Lima yang dilakukan di rumah ibadah Bale Parsattian secara kolektif yang berada di pusat Hutatinggi Laguboti atau cabang lainnya.

Adapun bacaan atau aturan ibadahnya bersumber dari kitab sucinya sendiri yang dinamakan dengan Pustaha Habonaron.

Dilansir dari unh.ac.id dalam publikasi oleh Marini Dolok Saribu, kepercayaan Parmalim adalah sebuah agama yang memiliki beberapa macam upacara ritual yang dijadikan sebagai jalan untuk “bertemu” dengan Debata Mulajadi Nabolon. Upacara ritual Parmalim dapat digolongkan ke dalam dua bagian besar, yaitu upacara terjadwal dan upacara yang tidak terjadwal. 

Beberapa konsep penting dalam kepercayaan Parmalim:

  • Debata Mulajadi Na Bolon: Tuhan Yang Maha Esa
  • Debata Na Tolu: Tiga manifestasi Tuhan (Batara Guru, Soripada, Mangala Bulan)
  • Tondi: Jiwa atau roh yang menghidupi manusia
  • Sahala: Kekuatan spiritual yang dimiliki seseorang
  • Begu: Roh orang yang telah meninggal

Seiring masuknya pengaruh luar, sebagian besar suku Batak kini menganut agama Kristen dan Islam. Namun demikian, unsur-unsur kepercayaan asli masih mewarnai praktik keagamaan mereka. Misalnya ritual-ritual adat yang dipadukan dengan doa-doa agama.

Penyebaran agama Kristen di tanah Batak dimulai pada abad ke-19 oleh misionaris Jerman seperti Ludwig Ingwer Nommensen. Sementara Islam masuk melalui jalur perdagangan dari pesisir barat Sumatera. Meski terjadi perubahan keyakinan, nilai-nilai budaya Batak tetap dipertahankan dan diselaraskan dengan ajaran agama baru.

Kesimpulan

Parmalim adalah agama asli suku Batak yang memiliki akar budaya yang sangat dalam dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka. Agama ini memiliki konsep kepercayaan yang unik, seperti mempercayai roh-roh leluhur dan menyembahnya, serta memiliki kitab suci sendiri yang disebut Pustaha Habonaron. Meskipun sempat terpinggirkan oleh pengaruh agama-agama besar, Parmalim tetap mempertahankan eksistensinya hingga saat ini dan banyak penganutnya yang berusaha melestarikan tradisi dan ajaran agamanya. Nilai-nilai budaya Batak tetap dipertahankan dan diselaraskan dengan ajaran agama Parmalim, serta memiliki ritual-ritual adat yang unik dan khas.